By eksposbandung 
eksposbandung – Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu, terutama di Kawah Ratu, mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Badan Geologi kini memberikan perhatian serius terhadap hal ini, dengan melakukan pengukuran konsentrasi gas vulkanik di area kawah secara intensif sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko.
“Kami ke sini dan tim untuk berkoordinasi dengan pengelola dan menyampaikan data, sekaligus juga kami membawa alat multi gas yang akan digunakan untuk pengukuran gas di kawah Tangkuban Parahu,” jelas Ketua Tim Kerja Gunung Api pada Badan Geologi, Heruningtyas.
Pengukuran gas vulkanik merupakan langkah penting untuk memantau dinamika gunung berapi, memahami proses geologi yang sedang terjadi, serta memastikan keselamatan masyarakat.
Peralatan multi-gas digunakan untuk memperoleh data yang tepat mengenai komposisi dan konsentrasi gas yang dikeluarkan dari kawah, termasuk potensi gas berbahaya.
Walaupun demikian, aktivitas vulkanik di Kawah Ratu masih dinilai aman untuk dikunjungi.
Meskipun saat ini hanya terjadi peningkatan aktivitas gempa, gas vulkanik yang keluar dari kawah dapat menimbulkan bahaya jika terhirup manusia dalam konsentrasi yang tinggi.
Gas-gas vulkanik seperti belerang dioksida dan hidrogen sulfida dapat mengakibatkan gangguan pernapasan yang berpotensi mengancam jiwa jika terhirup dalam konsentrasi yang tinggi.
“Jika dihirup dalam konsentrasi yang tinggi, gas dari gunung api ini bisa mengikat oksigen dalam tubuh. Biasanya yang dirasakan pertama kali, kepala merasa pusing,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Badan Geologi mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan untuk tidak menghabiskan waktu terlalu lama di area bibir kawah demi menghindari paparan gas beracun yang tidak tampak namun berbahaya.
“Jadi imbauan kepada masyarakat dan pengunjung, agar tidak terlalu lama melakukan aktivitas di sekitar kawah,” ujarnya.