eksposbandung – Reaktivasi jalur kereta api Bandung – Ciwidey menjadi perbincangan dimasyarakat karena rencana ini telah disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Perencanaan reaktivasi jalur kereta ini bertujuan untuk mendukung industri dibidang pariwisata dan dapat membantu mengurangi tingkat kemacetan di wilayah Bandung Selatan yang selalu menjadi tujuan berwisata saat waktu libur.
Masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran rel mendengar kabar reaktivasi ini menjadi takut, karena jika perencanaan ini betul berjalan maka Masyarakat beranggapan rumah mereka akan di gusur.
Jalur kerata api yang lama masih ada sampai sekarang dan berada di kampung Kujangsari, Buah Batu, Kota Bandung.
Kampung yang memilik Lokasi dekat dengan pintu tol ini hanya bisa dilewati dengan sepeda motor saja,karena hanya memiliki jalan di gang yang sempit. Terlihat didalamnya rel kereta api yang sudah lama tidak berfungi menjadi pembatas jarak antar rumah yang terlihat padat.
Seorang warga Kampung Kujangsari berprofesi sebagai ibu rumah tangga bernama Wiwin ketika di tanya perihal rektivasi Jalur kereta api Bandung-Ciwidey ini mengaku telah mendengar beritanya dari sosial media dan merasa khawatir jika reaktivasi jalur kereta ini sampai membuat rumahnya digusur.
“Udah sering denger sih infornya dari media sosial dari Kang Dedi Mulyadi. Ya khawatir, karena kan belum persiapan, tahu-tahu sudah ada bocoran, nanti saya tinggal dimana? Kecuali kalau sama pemerintah dikasih tempat tinggal,”. Kata Wiwin saat dijumpai,pada hari Kamis 24 April 2025.
Wiwin mengaku tinggal di Kampung Kujangsari sudah dari dia SD sampai sekarang dia telah berkeluarga dan mempunyai anak. Wiwin juga mengatakan kalau sejak lama jalur rel kereta api yang berada di kampung ini sudah tidak pernah beroperasi.
“Saya tinggal disini dari sejak SD dibawa oleh orang tua hingga sekarang punya anak tiga dan sudah pada bekerja,” kata Wiwin
Walaupun memiliki ketakutan akan digusur, Wiwin mengaku pasrah. Namun Wiwin juga mempertanyakan tentang perumahan dan mall-mall yang berdiri di jalur Kereta Api apakah akan terkena gusur juga atau tidak.
“Ya saya mah warga biasa, kalau sampai dibongkar nggak bisa apa-apa. Tapi jalur kereta api juga kan kena ke Transmart, Podomoro, Carefour (kini Tenth Avenue) itu gimana bakalan dibongkar juga?” tanya Wiwin.
Selain Wiwin warga lain Bernama Mariani berprofesi sebagai penjual gorengan mengaku merasakan hal yang sama ketika mendengar perihal reaktivasi jalur kereta api Bandung-Ciwidey. Mariani menyayangkan jika rumahnya harus tergusur karena sudah meras nyaman tinggal di Kampung Kujangsari.
“Sebenarnya sih udah enak tinggal di sini, kecuali rumahnya diganti atau kami dipindahin kemana gitu?” Kata Mariani.
Mariani juga mengaku perihal rencana reaktivasi jalur kereta ini telah didengar dari lama, namun sampai sekarng belum ada kelanjutannya.
“Sebelumnya dulu sudah pernah ada informasi mengenai reaktivaasi gini. Pernah ada sosialisasi juga dari RT RW, tapi nggak pernah jadi,” Kata Mariani.
Ketika ditanya mengenai surat-surat kepemilikan rumahnya Mariani mengaku bahwa tanah yang huninya merupakan milik pemerintah.
“Ya saya juga tahu ini tanah punya pemerintah dan kami tinggal tanpa sertifikat,” ucapnya.
Meskipun demikian Mariani berharap kepada pemerintah jika reaktivasi jalur kereta api Bandung-Ciwidey ini harus terlaksana maka Masyarakat diberikan Solusi terbaik untuk tempat tinggal.