eksposbandung – Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan dan Sekretaris Daerah Jabar Herman Suryatman menunjukkan kurangnya profesionalitas di level puncak birokrasi melalui konflik yang mereka ciptakan.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Kristian Widya Wicaksono, menyampaikan hal itu pada Senin (30/6/2025).
Birokrasi Harusnya Stabil, Bukan Konfliktual
Kristian menjelaskan bahwa secara teoritis, birokrasi merupakan organisasi yang bekerja dengan berpedoman pada prosedur operasional baku. Oleh karena itu, stabilitas seharusnya menjadi ciri utama birokrasi.
“Alih-alih menuntaskan berbagai persoalan administrasi publik, kedua pejabat justru menampilkan konflik kepentingan yang berpotensi merusak citra pemerintah dan membingungkan bagi ASN di lingkungan Pemda Provinsi Jawa Barat,” ujarnya.
Konflik Elit yang Bernuansa Politik
Kristian menilai konflik ini lebih menunjukkan perilaku seperti aktor dalam sandiwara politik, bukan sikap seorang pemimpin birokrasi yang bertanggung jawab.
“Bahkan hal ini menyebabkan birokrasi Pemda Provinsi Jawa Barat terancam terjebak dalam stagnasi permainan kekuasaan yang semu,” tegasnya.

Gubernur Didesak Ambil Peran Penengah
Menurut Kristian, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi harus bersikap peka dan turun tangan sebagai penengah, tanpa berharap konflik antara Erwan dan Herman mereda dengan sendirinya.
“Gubernur wajib memanggil kedua pejabat secara langsung dan memberikan penjelasan tentang keputusan yang dibuat sebagai hasil pemanggilan tersebut kepada publik secara konkret,” kata Kristian.
Opsi Tegas: Sanksi dan Evaluasi
Dia menegaskan bahwa jika akar konflik tidak dapat diurai, Gubernur perlu mempertimbangkan pemberian sanksi administratif kepada pihak yang bertanggung jawab.
Dedi juga bisa menunjuk pelaksana tugas sementara agar pelayanan publik tetap berjalan dengan baik. Selain itu, menurut Kristian, evaluasi performa dan perombakan struktur merupakan langkah rasional untuk menjaga kredibilitas Pemprov Jabar.
Erwan: “Memang Ada Keretakan”
Dalam pernyataannya sebelumnya, Erwan mengakui bahwa hubungannya dengan Herman mengalami keretakan. Ia menuding Herman telah melampaui kewenangannya sebagai Sekda dan bahkan mengambil alih tugas Wakil Gubernur Jabar.
“Memang ada keretakan, kenyataan. Saya di ruang, (ruangan saya di sini). Sekda di ruang sana, satu lantai, saya lewat tidak ada,” ungkap Erwan.
“Sudah di luar batas. Saya katakan sudah di luar batas. Sudah di luar kewenangan-kewenangan dia. Terakhir kemarin, di Rindam (kelulusan siswa barak militer gelombang kedua). Itu kan bukan juga seorang Sekda di Rindam. Orang bisa menilai,” lanjutnya.
Baca Juga: Biostay, Styrofoam Singkong Karya Mahasiswa Unpad