Eksposbandung- Rebana saat ini menjadi pusat baru pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Terdiri dari tujuh wilayah, yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Subang, Sumedang, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu, Rebana diprediksi akan menjadi penggerak ekonomi masa depan Jawa Barat.
Namun, untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan kolaborasi antar daerah, kesiapan sumber daya manusia, serta strategi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kepala Pelaksana Badan Pengelola Rebana, Bernardus Djonoputro, menyatakan bahwa setiap wilayah di Rebana memiliki fungsi dan ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya, Kota dan Kabupaten Cirebon serta Kuningan yang unggul dalam bidang pariwisata dan budaya.
Di sisi lain, Majalengka, Subang, dan Sumedang dianggap memiliki potensi yang besar dalam sektor pertanian dan industri, terutama dalam pengembangan kendaraan listrik serta fasilitas pergudangan modern.
“Sebetulnya semua daerah memiliki keunikan masing-masing seperti Kota Cirebon dan Kuningan yang kuat aspek pariwisata sehingga sektor itu akan berkembang. Majalengka, Subang akan tumbuh jadi kawasan industri masa depan,” ujarnya, Rabu (14/5/2025).
Ia menyatakan bahwa terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan oleh tujuh daerah di Rebana, seperti sinergi antar wilayah. Setiap daerah, menurutnya, harus menyadari betapa pentingnya kolaborasi. Dengan potensi 10 juta penduduk di Rebana, kawasan ini hanya dapat berkembang jika semua daerah berfungsi sebagai satu kesatuan.
Dalam rangka mendukung hal tersebut, para bupati dan wali kota di Rebana telah bergabung dalam Dewan Pengawas BP Rebana dan terikat dalam kerjasama sebagai jalur ekonomi.
“Semua kepala daerah dengan gubernur adalah dewan pengawas BP Rebana. Mereka mempunyai kesepahaman dalam bentuk ikatan kerja bersama sebagai wilayah koridor ekonomi, dan sudah terjalin baik sejak 3 tahun terakhir,” ujarnya.
“Ini harus dilanjutkan oleh kepala daerah yang baru sehingga masing-masing bisa mendapatkan manfaat dari besarnya investasi yang dilakukan pemerintah provinsi dan pusat,” tambahnya.
Sementara itu, walaupun pertumbuhan infrastruktur dan investasi sangat pesat, masih terdapat tantangan besar, khususnya di bidang sumber daya manusia (SDM) yang harus terus diperbaiki.
Menurut Bernardus, pemerintah kini berfokus pada penguatan SMK dan pengembangan lembaga pendidikan tinggi seperti ITB Cirebon dan Politeknik Manufaktur Majalengka guna mendukung kebutuhan industri yang akan datang.
“Tantangan terbesar memang menyiapkan sumber daya sehingga basis pembangunan SDM difokuskan pada pendidikan vokasi dan siap pakai sesuai industri yang ada. Untuk itu pemerintah provinsi terus menggiatkan perbaikan di SMK dan balai pelatihan kerja yang mendekati industri,” tutur Bernardus.
“Pemprov juga berinvestasi membangun pendidikan tinggi yang dibutuhkan dan disatukan dengan berbagai BLK dan SMK yang diharapkan membantu mempercepat meningkatkan kualitas SDM,” tutup Bernardus.