eksposbandung – Pembatalan diskon tarif listrik sebesar 50 persen oleh pemerintah untuk bulan Juni dan Juli 2025 mengecewakan sejumlah penduduk di Bandung.
Mereka mengungkapkan rasa bingung dan kecewa setelah mendengar informasi itu. Di antara mereka, terdapat Ve, seorang ibu rumah tangga yang berusia 32 tahun.
Ia berpendapat bahwa diskon listrik sangat bermanfaat dalam mengurangi beban biaya keluarga, terutama menjelang tahun ajaran baru.
“Ya kecewa sih, padahal kan Juni-Juli itu kan kenaikan kelas, tentu kalau tidak dibatalkan sangat membantu keuangan kami yang saat ini banyak pengeluaran,” ucapnya.
walaupun diskon telah dicabut, Ve tetap berharap pemerintah dapat mengimplementasikan kembali diskon listrik sebesar 50 persen untuk masyarakat.
Sandi, berusia 39 tahun, juga mengungkapkan kekecewaannya. Ia sangat berharap adanya diskon tarif listrik, bahkan telah menyusun kembali anggaran rumah tangganya.
“Pendapat saya, kabar ini (pembatalan diskon tarif listrik) menjadi tamparan bagi banyak keluarga kelas menengah ke bawah seperti kami,” ujarnya.
Ia menilai pengurangan tarif listrik lebih bermanfaat dibandingkan dengan bantuan subsidi upah (BSU).
BSU dianggap tidak mampu memenuhi harapan masyarakat yang telah memiliki ekspektasi tinggi terhadap diskon tarif listrik, karena bantuan tersebut terasa langsung dan menjangkau semua lapisan.
“Tapi karena dibatalkan, ya saya kecewa juga. Harapannya semoga terealisasi kembali,” tambahnya.
Andi, berusia 38 tahun, juga mengharapkan agar potongan harga untuk tarif listrik tidak dicabut.
Ia berharap agar pemerintah dapat menjadwalkan ulang sehingga diskon listrik dapat direalisasikan.
“Kecewa lah, gak jadi irit bayar listrik. Harusnya jangan dibatalkan, lebih baik dijadwalkan ulang jika memang sudah masuk anggaran,” harapnya.
Pembatalan diskon tarif listrik ini sebelumnya diumumkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Ia menyatakan bahwa proses penganggaran untuk program diskon listrik tidak dapat dilaksanakan sesuai jadwal.
“Sehingga, kalau kita tujuannya adalah untuk Juni dan Juli, kami memutuskan (diskon tarif listrik) tidak bisa dijalankan,” kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/6/2025).
Sebagai opsi alternatif, pemerintah akan menyalurkan BSU sebesar Rp600.000 untuk periode dua bulan kepada pekerja dan guru honorer.
Jumlah BSU juga mengalami peningkatan dari Rp150.000 menjadi Rp300.000 per bulan, sehingga pekerja dan guru honorer akan memperoleh Rp600.000 untuk bulan Juni-Juli 2025.
“Yang (diskon tarif listrik) itu digantikan menjadi bantuan subsidi upah,” kata Sri Mulyani.