Kinerja Farhan-Erwin Masih Belum Memenuhi Harapan, Survei: Penduduk Kota Bandung Mengeluhkan Masalah Sampah dan Banjir

eksposbandung – Lembaga survei Parameter Konsultindo (Parmet) telah melaksanakan survei mengenai tingkat kepuasan masyarakat Kota Bandung terhadap kinerja Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, serta Wakil Wali Kota Bandung, Erwin.

Survei yang dilakukan dari tanggal 3 sampai 10 Mei 2025 ini bertujuan untuk memahami reaksi masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan dan harapan mereka kepada Farhan-Erwin setelah pelantikan pada 20 Februari 2025.

Agus Ariwibowo, CEO Parameter Konsultindo, menjelaskan bahwa survei ini melibatkan 485 responden yang merupakan warga negara Indonesia dan tinggal di Kota Bandung dengan ketentuan berusia minimal 17 tahun.

“Responden dipilih secara acak menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin kesalahan sekitar 4,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,” tuturnya di Jalan Asia Afrika, Selasa (2/6/2025).

Untuk pengumpulan data, ia menyatakan, dilakukan melalui wawancara langsung. Dari survei tersebut, sebagian besar warga, dengan persentase 76,5 persen, menyadari bahwa Walikota Bandung yang baru dilantik pada bulan Februari 2025.

Ia mengungkapkan bahwa, dari sekian banyak isu yang dihadapi saat ini, masyarakat menilai pengelolaan sampah sebagai masalah yang paling mendesak, di mana 29,3 persen responden menyatakan kekhawatiran mereka terhadap penumpukan sampah.

“Isu lainnya yang dianggap penting antara lain pengangguran dan lapangan kerja 22,9 persen kondisi ekonomi masyarakat 11,8 persen, kemacetan lalu lintas 9,7 persen, infrastruktur dan banjir 7,6 persen, keamanan dan ketertiban 6,2 persen,”ucap Agus.

Selanjutnya, program pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia mencapai 4,7 persen, pelayanan kesehatan 4,3 persen, tata ruang dan ruang terbuka hijau 2,1 persen, serta reformasi birokrasi 1,4 persen.

Selain itu, Agus menyatakan bahwa warga mengungkapkan harapan mereka terhadap program prioritas yang ingin segera diwujudkan oleh pemerintah Kota Bandung. Program tersebut mencakup 15 ribu lapangan pekerjaan, 27,4 persen pengurangan sampah yang diharapkan selesai hari ini, serta 30 pusat UMKM dengan target 11,3 persen.

“Kemudian Bandung anti premanisme 9,5 persen, puskesmas utama 24 jam 6,8 persen, infrastruktur pengendalian banjir 6,4 persen, dan Bandung caang (penerangan jalan umum caang) 6,0 persen,” ujarnya.

Kemudian PIPPK sebesar Rp 1 miliar selama 5 tahun dengan suku bunga 4,3 persen, serta transportasi angkutan umum utama yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan sebesar 2,7 persen dan jabatan nol rupiah sebesar 1,9 persen. Di samping itu, sebanyak 80,4 persen masyarakat melihat wali kota dan wakil wali kota sebagai satu kesatuan kepemimpinan yang tidak dapat dipisahkan.

Mengenai isu strategis, Agus menyatakan bahwa dalam hal darurat sampah, 94 persen warga telah setuju untuk menggunakan teknologi pembakaran insinerator di setiap kecamatan sebagai solusi untuk menangani sampah.

Sementara itu, terkait dengan gaya kepemimpinan, mayoritas sebesar 62,9 persen menginginkan wali kota untuk memiliki pendekatan yang tegas dan langsung terlibat di lapangan dalam menyelesaikan permasalahan.

“Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas warga masih belum puas dengan kinerja wali kota saat ini. Sebanyak 44 persen responden menyatakan puas, sementara 47,6 persen lainnya merasa tidak puas, lalu 8,5 persen warga tidak mengetahui atau tidak menjawab,” ucap Agus.

Ia mengungkapkan, secara keseluruhan, bahwa hasil survei ini menunjukkan bahwa kepemimpinan wali kota dan wakil wali kota saat ini belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi masyarakat. Warga menaruh perhatian pada perbaikan kebersihan kota, peningkatan kesempatan kerja, serta perbaikan kondisi ekonomi lokal.

“Pemerintah diharapkan segera mengambil tindakan konkret untuk menjawab dan memenuhi harapan warga secara cepat dan efektif,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *