Jeritan Suara Hati dari SLBN A Pajajaran akibat Ruang Belajar yang Dirobohkan

eksposbandung-Kekhawatiran saat ini melanda para siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran di Kota Bandung. Ruang kelas yang selama ini menjadi tempat mereka belajar, bermain, dan berkarya, tiba-tiba dibongkar. Terdapat informasi bahwa bangunan tersebut akan dialihfungsikan menjadi Sekolah Rakyat.

Tindakan pembongkaran ini tidak hanya mengejutkan para siswa, tetapi juga memicu kekhawatiran di antara orang tua dan guru. Mereka merasa bahwa ruang untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini diambil secara sepihak.

Sebagai bentuk ketidakpuasan,mereka merekam video permohonan yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto.Dalam video tersebut, mereka membawa foto Presiden dan menyampaikan harapan agar pendapat mereka didengar.

“Pak Presiden, Pak Prabowo, presiden kami, kami mendukung Sekolah Rakyat, tapi jangan usir kami. Tempat belajar anak kami, tapi jangan hancurkan masa depan kami, jangan bongkar sekolah kami. Kami ingin anak kami belajar, berkarya, dan bermain di tempat ini. Kami ingin tetap belajar di SLBN A Pajajaran,” begitu suara yang terdengar dalam video, Jumat (16/5/2025).

Menurut Tri Bagyo, Wakil Ketua Komite Orang Tua SLBN A Pajajaran, pembongkaran terjadi secara mendadak saat para siswa tengah melaksanakan ujian kenaikan kelas pada Kamis, 15 Mei 2025.

“Itu unit gedungnya sedang dipakai SLB. Sekarang SLB sedang melaksanakan ujian akhir semester kenaikan kelas,” ujarnya prihatin.

Menurut penjelasan Tri, pihak sekolah sebenarnya sudah mendapatkan surat dari Kementerian Sosial melalui Kepala Balai Sentra Wyata Guna pada 2 Mei 2025 yang meminta agar gedung tersebut dikosongkan paling lambat pada 15 Mei.

Komite orang tua pernah mengajukan penangguhan hingga 23 Mei dan menerima tanggapan lisan melalui WhatsApp yang menyatakan bahwa permintaan tersebut disetujui.”Kami agak kaget para orang tua. Anak kami harus bagaimana? Ada pengeluaran barang-barang, berisik, ramai, debu, dan seterusnya,”ungkap Tri.

Seiring dengan pembongkaran ruang kelas yang telah dimulai, para siswa akan sementara dipindahkan ke SLB Cicendo mulai tanggal 19 Mei, hari Senin. Meskipun demikian, ketidakpastian masih ada.

“Kita enggak tahu sampai kapan, karena tidak ada garansi setelah ini (pembangunan) selesai,” ungkap Tri.

Tri mengakui bahwa tanah yang digunakan oleh SLBN A Pajajaran adalah milik Kementerian Sosial. Namun, ia menegaskan bahwa ada janji dari Kemensos untuk memberikan aset di kawasan Wyata Guna sebagai pusat pendidikan untuk disabilitas.

“Pak Prabowo harus turun tangan dan memerintahkan Menteri Sosial untuk memenuhi janjinya, menghibahkan komplek Wyata Guna menjadi tempat penyelenggaraan pendidikan bagi penyandang disabilitas,” tutup Tri.

Terpisah,Dedi Mulyadi, Gubernur Jabar, telah mengonfirmasi informasi tentang pembongkaran ruang kelas di SLBN A Pajajaran yang akan digantikan dengan Sekolah Rakyat. Ia menambahkan bahwa setelah pembangunan selesai, siswa-siswi SLBN A Pajajaran akan dapat kembali bersekolah di tempat yang sama.

“Sebenarnya bukan dibongkar dan diganti sekolah rakyat. SLB itu ada alokasi anggaran dari Kementerian PU. Kemudian dibangun sekolah rakyat,” ungkap Dedi.

“Kemudian, setelah pembangunannya itu nanti teman-teman SLB tetap sekolah di situ, bersama-sama, sekolah dibagusin,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *