eksposbandung-Gabungan pemuda yang peduli Palestina di Bandung menolak wacana pengakuan kedaulatan Israel, seperti yang diungkapkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Mereka juga sempat mengadakan aksi damai di Monumen Dasasila, Kota Bandung, kemarin.
Mereka berasal dari mahasiswa keadilan untuk Palestina (SJP) Unpad, SJP Tel-U, SJP UPI, komunitas Mujahidah sahabat Palestina, FYPforPals, dan FSLDK Bandung.
Mereka mengenakan kafiyeh, membawa poster, dan membagikan selebaran.
“Rencana pengakuan kedaulatan Israel ini melangggar amanat UUD 45 dan putusan ICJ (International Court of Justice) pada 2024 yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah ilegal. Kami harus mendorong Presiden Prabowo dan Pemerintah Indonesia untuk menghentikan hubungan dengan Israel, apapun bentuknya!,” jelas Muhammad Rofid Munif selaku Ketua SJP Unpad.
Anggota SJP Unpad lainnya, M. Hilmi Arkan menegaskan bahwa solusi dua negara bukanlah solusi yang relevan saat ini. Sebaliknya, yang perlu diupayakan adalah penghentian genosida dan mengakhiri penjajahan Israel atas tanah Palestina.
Pernyataan serupa disampaikan oleh Ridwan Andranou dari SJP Tel U, yang meminta pemerintah untuk membatalkan rencana kerjasama Danantara dengan Blackrock.
“Jangan sampai Indonesia jadi negara yang munafik. Negara bilang membela Palestina, tapi tetap menjalin kerjasama dengan organisasi pro-genosida,” ucap Ridwan.
Galvin Eka Nurullah, perwakilan SJP UPI, menegaskan bahwa solusi dua negara tidak logis karena tidak sesuai dengan konstitusi negara, yang menyatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
Puluhan pemuda tersebut kemarin berangkat dari Monumen Dasasila menuju Monumen Asia Afrika.
Mereka mengibarkan bendera besar.
Sebagian peserta aksi mengenakan seragam pers dan staf medis, Sebagai pengingat bahwa lebih dari 200 jurnalis telah dibunuh oleh Israel untuk menutupi kebenaran. Staf medis juga menjadi sasaran karena Israel tidak ingin tim medis menyelamatkan korban yang terluka.