Dedi Mulyadi: Siap-Siap Preman akan mulai memasuki barak militer pada bulan Juni

Eksposbandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali mengeluarkan kebijakan yang tegas terhadap individu-individu yang dianggap mengganggu ketertiban masyarakat, terutama preman dan orang dewasa yang sering menimbulkan kerusuhan.

Program yang awalnya ditujukan untuk pembinaan anak-anak melalui pendidikan bela negara, sekarang diperluas untuk melibatkan orang dewasa yang memiliki masalah.

Dedi menyatakan bahwa program ini bertujuan untuk mengatasi masalah preman, pemabuk, dan pelaku yang mengganggu pelaku UMKM serta investasi.

Ia menyampaikan dua langkah yang akan diambil. Pertama, bagi mereka yang terbukti melakukan tindak kriminal, proses hukum akan tetap dilanjutkan. Kedua, bagi mereka yang tidak memenuhi unsur pidana tetapi dianggap mengganggu, akan dipindahkan ke barak militer untuk mengikuti program pendidikan bela negara setelah program untuk anak-anak selesai.

“Mudah-mudahan program militer untuk preman bulan Juni ini sudah mulai berjalan,” ucap Dedi dalam video yang diunggah di media sosial.

Ia menekankan bahwa pemuda dewasa yang berperilaku nakal, calon preman, pemabuk, pengacau, serta pengganggu di pasar dan perempatan akan diarahkan untuk mengikuti program pendidikan kedisiplinan di barak militer.

“Jadi, preman siap-siap masuk barak militer untuk mendapat pendidikan bela negara,” tuturnya.

Dedi juga memperhatikan efek sosial dari kebijakan ini terhadap keluarga yang ditinggalkan oleh para peserta program.

emerintah akan menawarkan solusi dengan mengarahkan keluarga tersebut untuk berprofesi sebagaikuli bangunan, bajak sawah, tukang pikul, atau penanam pohon. Mereka akan mendapatkan imbalan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Kemudian kami akan beri upah yang akan kami kirimkan bagi keluarga yang ditinggalkan,” ujar Dedi.

Ia mengakhiri pernyataannya dengan seruan untuk bersabar dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah sosial di Jawa Barat.

“Ini cara kami untuk selesaikan problem secara bertahap. Sabar semuanya. Problem Jabar tidak akan selesai hanya dalam waktu 2 atau 3 bulan. Kita perlu waktu,” tuturnya. “Dengan kerja keras, kerja cerdas, kebersamaan, dan gotong royong, kita akan mampu mewujudkan seluruh mimpi yang kita inginkan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *