Aktivis 98 Jabar dan Bandung Berkumpul, Mengutarakan Keresahannya Terhadap Kondisi Indonesia

eksposbandung – Sejumlah aktivis 98 Jawa Barat dan Kota Bandung berkumpul untuk memperkuat tali silaturahim sekaligus mengutarakan keresahannya terhadap kondisi Indonesia yang dinilai sedang tak baik-baik saja, Minggu (13/4/2025) di Jalan Aceh, Kota Bandung.

Aktivis 98 dari provinsi lainnya di Indonesia turut hadir dalam agenda halal bihalal yang dilaksanakan di Kota Bandung. Salah seorang aktivis 98 Bandung, Muhamad Suryawijaya menyampaikan bahwa kondisi demokrasi tanah air saat ini, terutama ekonomi dan segala macamnya menjadi sorotan publik, sehingga halal bihalal ini bisa terwujud.

“Ternyata teman-teman sangat antusias. Kami hari ini undang adik-adik mahasiswa juga karena mereka punya keresahan yang sama pada situasi kebangsaan saat ini. Situasi sekarang bila kami analogikan sedang turbulensi dan kami berada dalam pesawat dengan pilotnya ialah Prabowo Subianto sebagai Presiden, kalau co-pilot, pramugara dan pramugarinya itu tak bisa atasi keadaan di pesawat, maka kami akan jatuh dan akan terkena bencana semua. Tapi, kalau misal pembantu-pembantu Presiden bisa bekerja dengan baik, tentu kami akan selamat dalam menghadapi krisis ini,” beber Surya.

Surya pun menambahkan, Presiden Prabowo diminta untuk tak antikritik atau alergi pada kritik, utamanya yang saat ini sering disuarakan oleh para mahasiswa, semisal adanya demonstrasi menolak RUU TNI.

“Harusnya oleh Presiden dianggap sebagai protein atau vitamin bahwa demokrasi ini butuh kritik dari bawah. Kami ingin mendorong pemerintahan sekarang bisa bekerja dengan baik dengan orang-orang yang kompeten,” pungkasnya.

Boy Bawono menyebut tindakan korupsi di Indonesia saat ini sudah menjadi budaya. Padahal, budaya Indonesia, ialah budaya gotong royong. Tetapi, Boy menilai saat ini gotong royongnya lebih ke saling membantu pada hal korupsi sehingga menjadi kebiasaan. 

“Jadi, kawan-kawan 98 ini berpikir enggak bisa nih dibiarkan seperti ini terus karena korupsi sudah menjadi budaya. Maka enggak ada cara lain selain lawan dan kembalikan ke posisinya,” katanya.

Tak hanya itu, Muhamad Dawam aktivis 98 lainnya pun memberikan pernyataan bahwa harus ada keberanian mengkritik 200 hari kerja pemerintahan Prabowo. Pasalnya, Prabowo harus lebih tegas dalam memilih siapa yang baik dalam membantunya. Sebab, saat ini konsep dan program pemerintah tak jelas. 

“Jadi, sebelum Prabowo memanggil orang-orang untuk mengisi sebuah jabatan, si orang itu harus mempunyai konsep dahulu guna memberikan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya didampingi aktivis 98, Rona Fortuna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *