eksposbandung – Pakar transportasi ITB, Sony Sulaksono, menganalisis adanya wacana pengembangan transportasi publik terintegrasi di Kota Bandung.
BRT Timur–Barat, Monorel Selatan–Utara
Bus Rapid Transit (BRT) direncanakan melayani jalur transportasi publik dari timur hingga barat Kota Bandung.
Sementara itu, monorel akan melayani jalur dari selatan ke utara, dan wacana ini disebut sudah dibahas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Benturan Proyek dengan BIUTR
Sony menilai wacana tersebut berpeluang terealisasi, namun berpotensi bersinggungan dengan proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) yang sejak lama digagas pemerintah.
“Monorel selatan ke utara berarti Leuwipanjang–Dago. Nah nanti pasti bersinggungannya dengan BIUTR. Ini gak tahu nih kaya apa nanti bentuknya karena belum jelas seperti apa,” ujar Sony.
Baca Juga: Harga Beras di Bandung Tinggi Meski Panen Raya
Risiko Campur Aduk Transportasi
Menurutnya, jika kondisi itu terjadi, pengembangan transportasi publik terintegrasi di Kota Bandung akan menjadi campur aduk.
Namun, dengan konsep yang jelas, langkah tersebut dapat efektif mengatasi masalah transportasi.
“Kalau jadi dua-duanya ya bagus, tapi aplikasi di lapangannya tidak sesederhana itu karena banyak tubrukan nanti,” ucapnya.
Tantangan bagi Pemkot dan Bapperida
Sony menilai kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi Bapperida Kota Bandung dan Wali Kota Muhammad Farhan untuk meramu seluruh rencana transportasi.
Ia juga mengingatkan bahwa monorel sebenarnya telah mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat, namun sejak dulu tak pernah terealisasi.
“Dari dulu Bandung sering buat rencana. Tapi tidak terwujud, saya sudah tahu sejak 5–10 tahun lalu ceritanya selalu seperti itu,” ujarnya.

Kendala Nyata di Lapangan
Jika monorel terealisasi, Sony memprediksi pemerintah akan menghadapi berbagai kendala:
- Pembebasan lahan
- Potensi kemacetan selama konstruksi
- Pertanyaan soal manfaat dan integrasi moda transportasi
Pentingnya Jangkauan hingga Bandung Raya
Ia menegaskan, Wali Kota, Bapperida, dan Gubernur Jabar harus melihat proyek ini dari perspektif Bandung Raya.
“Monorel yang hanya beroperasi di Kota Bandung tidak akan optimal, karena pangsa pasarnya berada di daerah pinggiran kota,” kata Sony.
Belajar dari Proyek Gagal Sebelumnya
Sony mengingatkan agar rencana monorel disinkronkan dengan proyek lain, agar tidak berakhir seperti metro kapsul atau kereta gantung yang hanya menjadi wacana.
“Solusinya dirapatkan, disandingkan dengan rencana yang lain. Jangan sampai ujung-ujungnya enggak jelas, akhirnya gak dibuat semuanya,” tegasnya.
Sinergi Kepala Daerah Jadi Kunci
Menurut Sony, monorel maupun LRT tidak akan efektif jika hanya fokus di Kota Bandung.
“Ini penting, peran dari wali kota, bupati, dan gubernur perlu bersinergi,” pungkasnya.