Tradisi Tahunan, Layanan Penukaran Uang Marak di Kota Bandung Menjelang Hari Raya Lebaran

eksposbandung – Jalan Merdeka di Kota Bandung kembali ramai oleh para penyedia layanan tukar uang yang memberikan kemudahan dalam menukarkan uang lama dengan uang baru dalam jumlah tertentu.

Keberadaan para penyedia layanan tukar uang tampaknya menjadi solusi atau pilihan lain bagi masyarakat yang memerlukan uang pecahan baru atau jumlah tertentu dengan cepat, terutama menjelang Hari Raya Idulfitri atau Lebaran 2025 yang hanya tinggal beberapa hari lagi.

Layanan penukaran uang ini terletak di sepanjang trotoar di lokasi-lokasi strategis kota, menggunakan uang palsu yang dibungkus dengan plastik transparan dalam berbagai denominasi.

Atau kadang-kadang mereka menempatkan papan pengumuman sederhana yang mencantumkan jenis pecahan uang yang dapat ditukarkan.

Salah satu penyedia jasa tukar uang di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Sopi (30) menyatakan bahwa ia menjalani usaha penukaran ini karena menyadari tingginya permintaan dari masyarakat yang memerlukan uang pecahan baru, terutama menjelang hari raya.

Menyadari peluang tersebut, seorang warga Cikawao, Kota Bandung, mulai menawarkan jasa tukar uang yang telah ia jalani selama tiga tahun.

“Mereka membutuhkan uang untuk keperluan seperti amplop atau kebutuhan lainnya. Tapi pecahan uang kecil itu susah dapatnya, terutama uang baru,” tutur Sopi.

Kehadiran layanan penukaran uang, menurutnya, juga dipengaruhi oleh kemudahan akses terhadap transaksi non-tunai, yang membuat beberapa orang merasa tidak nyaman menggunakan uang tunai dalam jumlah besar.

Meskipun transaksi uang digital semakin meningkat, layanan penukaran uang yang muncul secara tiba-tiba ini tetap menarik perhatian masyarakat.

Ia juga menyebutkan bahwa untuk setiap penukaran uang sebesar Rp100 ribu, dikenakan biaya administrasi sebesar Rp20 ribu.

Selain itu, ia juga menawarkan layanan QRIS serta transfer antar bank.

Sopi mengungkapkan bahwa modal awal untuk penukaran uang baru adalah sekitar Rp5 juta.

“Uang ini memang saya tukarkan lewat Bank Indonesia (BI). Ngewar dulu, pake tiga handphone sama satu laptop, kemarin bisa daftarnya lewat handphone pada periode gelombang pertama dibuka,” ungkapnya.

Dalam waktu kurang dari tiga hari, pecahan uang tersebut telah sepenuhnya ditukarkan oleh sanak saudara dan teman-temannya.

“Jadi saya modal lagi waktu minggu ke dua puasa. Dapat uangnya lewat penukaran di bank,” ungkap Sopi.

Ica (27), seorang warga Kota Bandung, lebih memilih untuk melakukan penukaran uang melalui layanan ini daripada menukarnya secara langsung melalui layanan keliling atau bank.

“Sebetulnya enggak ada waktu, walaupun ini adminnya terbilang mahal tapi jadi alternatif,” tutur Ica.

Dia menyatakan bahwa pecahan uang kecil dari mesin ATM cukup sulit ditemukan.

Walaupun layanan ini memberikan kemudahan, beberapa warga Kota Bandung masih meragukan keberadaan jasa tukar uang tersebut.

Yuda (35) mengungkapkan bahwa dengan semakin banyaknya jasa tukar uang yang beroperasi, muncul kekhawatiran mengenai legalitas dan transparansi dari layanan yang ditawarkan.

“Kalau saya takut nukar uang di layanan ini. Enggak tahu ini uang asli atau palsu. Saya lebih baik ikut jasa titip di teman yang kerja di bank,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *